Ciuman Pertama

| Selasa, 27 Juli 2010 | |
Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.

Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.

Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.

Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.

Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.

Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.

Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.

-: Kahlil Gibran :

KEKASIHKU LAYLA

Kemarilah, kekasihku.

Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku.

Kehidupan lebih lemah daripada kematian, tetapi kematian lebih lemah daripada cinta…

Engkau telah membebaskanku, Layla, dari siksaan gelak tawa dan pahitnya anggur itu.

Izinkan aku mencium tanganmu, tangan yang telah memutuskan rantai-rantaiku.

Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan yang telah menyelimuti rahsia-rahsia hatiku.

Tutuplah mataku yang meredup ini dengan jari-jemarimu yang berlumuran darah.

Ketika jiwaku melayang ke angkasa, taruhlah pisau itu di tangan kananku dan katakan pada mereka bahawa aku telah bunuh diri kerana putus asa dan cemburu.

Aku hanya mencintaimu, Layla, dan bukan yang lain, aku berfikir bahwa tadi lebih baik bagiku untuk mengorbankan hatiku, kebahagiaanku, kehidupanku daripada melarikan diri bersamamu pada malam pernikahanmu.

Ciumlah aku, kekasih jiwaku… sebelum orang-orang melihat tubuhku…

Ciumlah aku… ciumlah,

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Akupun tahu kalau kau pengecut yang s lalu ngomong dibelakang berbisik, menghasut, memfitnah, menjilat, bergunjing kesana-kemari sambil korupsi, manipulasi, konspirasi, provokasi

Recent Comments

Introduction

Recent Posts

Selasa, 27 Juli 2010

Ciuman Pertama

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.

Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.

Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.

Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.

Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.

Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.

Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.

-: Kahlil Gibran :

KEKASIHKU LAYLA

Kemarilah, kekasihku.

Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku.

Kehidupan lebih lemah daripada kematian, tetapi kematian lebih lemah daripada cinta…

Engkau telah membebaskanku, Layla, dari siksaan gelak tawa dan pahitnya anggur itu.

Izinkan aku mencium tanganmu, tangan yang telah memutuskan rantai-rantaiku.

Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan yang telah menyelimuti rahsia-rahsia hatiku.

Tutuplah mataku yang meredup ini dengan jari-jemarimu yang berlumuran darah.

Ketika jiwaku melayang ke angkasa, taruhlah pisau itu di tangan kananku dan katakan pada mereka bahawa aku telah bunuh diri kerana putus asa dan cemburu.

Aku hanya mencintaimu, Layla, dan bukan yang lain, aku berfikir bahwa tadi lebih baik bagiku untuk mengorbankan hatiku, kebahagiaanku, kehidupanku daripada melarikan diri bersamamu pada malam pernikahanmu.

Ciumlah aku, kekasih jiwaku… sebelum orang-orang melihat tubuhku…

Ciumlah aku… ciumlah,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsor


Diberdayakan oleh Blogger.