penelitian

| Selasa, 11 Mei 2010 | |
Masa remaja adalah masa dimana seseorang harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Disatu sisi remaja mencoba melepaskan diri dari ketergantungan sebagai anak, tapi disisi lain belum berhasil membuktikan kemampuan mandiri sebagai orang dewasa.


Masalah perilaku seksual paling sering terjadi pada kelompok usia remaja. Salah satu penyebab timbulnya masalah ini adalah adanya perubahan organobiologik akibat pematangn organ-prgan reproduksi.


Beberapa hasil penelitian mengagambarkan bahwa masalah perilaku seksual di kalangan remaja bukan merupakan hal yang asing lagi, khususnya di kota-kota besar. Dikhawatirkan masalah ini nantinya membawa masalah-masalah baru seperti kehamilan yang tidak diinginkan, pernikahan diusia muda bahkan aborsi. Semua masalah ini disebut oleh WHO sebagai masalah kesehatan reproduksi.


Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran perilaku seksual remaja dan diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa kelas 2 di SMU Negeri 1 Purwakarta.


Jenis penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional), populasinya adalah siswa kelas 2 SMU Negeri 1 Purwakarta, jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berusia 15-19 tahun. Cara pengambilan sampel acak sederhana, besarnya sampel yang digunakan: 185 siswa. Cara pengumpulan data dilakukan dengan SPSS 6.0 (Laboratorium Komputer FKM UI), analisa data dengan univariat, bivariat dengan uji Chi-Square.


Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square dengan p<0,05 diketahui bahwa variabel-variabel yang mempunyai hubunhgan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah karakteristik remaja (jenis kelamin), komunikasi dalam keluarga, sikap terhadap hubungan seksual pranikah dan sikap terhadap onani/masturbasi.


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan program pendidikan seks atau reproduksi sehat perlu segera dilakukan dikalangan remaja baik disekolah maupun di luar sekolah. Hal ini untuk membantu mengurangi kecemasan remaja ketika menghadapi kematangan seksual, mendapatkan persepsi yang benar mengenai seks dan seksualitas serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan baik. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada orang dewasa/keluarga melalui organisasi kemasyarakatan juga perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran akan hubungan yang setara dan bertanggungjawab antara laki-laki dan perempuan, menyediakan dan memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan reproduksi remaja baik di perkotaan maupun di pedesaan.

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Akupun tahu kalau kau pengecut yang s lalu ngomong dibelakang berbisik, menghasut, memfitnah, menjilat, bergunjing kesana-kemari sambil korupsi, manipulasi, konspirasi, provokasi

Recent Comments

Introduction

Recent Posts

Selasa, 11 Mei 2010

penelitian

Masa remaja adalah masa dimana seseorang harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Disatu sisi remaja mencoba melepaskan diri dari ketergantungan sebagai anak, tapi disisi lain belum berhasil membuktikan kemampuan mandiri sebagai orang dewasa.


Masalah perilaku seksual paling sering terjadi pada kelompok usia remaja. Salah satu penyebab timbulnya masalah ini adalah adanya perubahan organobiologik akibat pematangn organ-prgan reproduksi.


Beberapa hasil penelitian mengagambarkan bahwa masalah perilaku seksual di kalangan remaja bukan merupakan hal yang asing lagi, khususnya di kota-kota besar. Dikhawatirkan masalah ini nantinya membawa masalah-masalah baru seperti kehamilan yang tidak diinginkan, pernikahan diusia muda bahkan aborsi. Semua masalah ini disebut oleh WHO sebagai masalah kesehatan reproduksi.


Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran perilaku seksual remaja dan diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa kelas 2 di SMU Negeri 1 Purwakarta.


Jenis penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional), populasinya adalah siswa kelas 2 SMU Negeri 1 Purwakarta, jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berusia 15-19 tahun. Cara pengambilan sampel acak sederhana, besarnya sampel yang digunakan: 185 siswa. Cara pengumpulan data dilakukan dengan SPSS 6.0 (Laboratorium Komputer FKM UI), analisa data dengan univariat, bivariat dengan uji Chi-Square.


Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square dengan p<0,05 diketahui bahwa variabel-variabel yang mempunyai hubunhgan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah karakteristik remaja (jenis kelamin), komunikasi dalam keluarga, sikap terhadap hubungan seksual pranikah dan sikap terhadap onani/masturbasi.


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan program pendidikan seks atau reproduksi sehat perlu segera dilakukan dikalangan remaja baik disekolah maupun di luar sekolah. Hal ini untuk membantu mengurangi kecemasan remaja ketika menghadapi kematangan seksual, mendapatkan persepsi yang benar mengenai seks dan seksualitas serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan baik. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada orang dewasa/keluarga melalui organisasi kemasyarakatan juga perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran akan hubungan yang setara dan bertanggungjawab antara laki-laki dan perempuan, menyediakan dan memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan reproduksi remaja baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsor


Diberdayakan oleh Blogger.